Langsung ke konten utama

10 Tahun lalu Gempa Sabtu Pagi

Sore itu, Aku dan Burhan tidak menyadari akan terjadinya peristiwa besar besok pagi, saat itu aku bermain sepak bola bersamanya, dia adalah Burhan teman sekampung halamanku di Yogyakarta kabupaten bantul kecamatan srimulyo. Kami menikmati permainan bola sore itu namun kemudian Azan magrib pun berkumandang menandakan waktunya mengakhiri permainan, dan kembali kerumah, kemudian mandi dan melanjutkan sholat magrib. Malam itu ia pergi kerumahku untuk mengerjakan tugas sekolah yang akan di kumpulkan besok, kami bergitu serius mengerjakan tugas itu, tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, untung tugas sekolah yang kami kerjakan sudah selesai, kemudian ia pamit pulang kerumah.

Jam 05.56 Pagi itu setelah Burhan memberi makan ternaknya, ia pun berjalan menuju rumah dan ia menyadari bahwa terjadi gempa ia mencoba berlari menuju rumah tapi besarnya gempa membuat ia pun terjatuh, kakinya pun terkilir tapi ia tetap berjalan dengan pincang menuju rumah, raut wajahnya berubah seketika melihat bagian rumahnya yang hancur akibat tanah goyang. Di depan rumahnya ibu Burhan menagis karena adiknya masih tidur didalam, untuglah sang ayah keluar dari rumah dengan mengedong adiknya. Beberapa luka di alami oleh ayah Burhan, ia sangat mengkhawatirkannya tapi ayah Burhan berkata “ Luka ini tidak lah seberapa, dibanding akan kehilangan seorang anak “, Burhan pun bersyukur menegetahui keluarganya telah selamat. Warga lain saat itu  berduyun-duyun keluar rumah untuk mencari tempat yang aman jalan semakin sempit di padati manusia, raut panik sangat terpancar dari wajah mereka.

Pada pukul 07.00 wib, berhembus isu adanya tsunami dari arah selatan tetapi kami bersyukur daerah yang kami tinggali pegunugan yang agak jauh dari laut.  Selang beberapa saat terjadi gempa kedua yang cukup besar. Gempa susulan yang masih sering terjadi hingga malam tiba membuat warga tak berani berada di dalam rumah. Apalagi setelah gempa listriknya mati, informasi saat itu hanya bisa didapatkan dari radio, Orang-orang saat itu pun di arahkan oleh ayah Burhan sebagai kepala desa untuk membuat tenda di halaman rumah Burhan yang luas.

Hingga satu minggu pasca gempa, banyak orang yang masih tinggal di tenda darurat. Rumah-rumah yangtak runtuh kosong dari penghuninya. Mereka kebanyakan masih trauma dengan kejadian itu. Listrik yang mati baru hidup pada hari ke tujuh. Bantuan dalam bebrbagai bentuk pun terus berdatangan saat itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demo para siswa-siswi sma negeri 1 tapa

Gorontalo –   Sebanyak ratusan siswa dari SMA Negeri 1 Tapa berunjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo, Kamis, (20/10).   Mereka menuntut kepala sekolah setempat dipecat dari jabatannya. Demo yang digelar siswa ini dipicu kebijakan Kepala SMA Negeri 1 Tapa yang telah mengeluarkan rekan mereka sesama siswa yakni Ajis Pasi, (16). Padahal, selama ini, Ajis Pasi tidak pernah sedikit pun ada masalah di rumah. Para siswa ini dengan lantang menuding kepala sekolah melakukan tindakan sewenang-wenang. Menurut mereka, motif dari kepala sekolah untuk mengeluarkan Ajis mengandung motif pribadi. Yang mana Ajis sebelumnya tinggal di rumah kepala sekolah. Namun, seiring dengan berjalanya waktu, rekan mereka itu ingi tinggal di rumah orang tuanya karena orang tua sudah sakit-sakitan. “Ibu kepala sekolah mengambil kebijakan tidak pantas diterima secara logika. Teman kami dikeluarkan dari sekolah dengan sewenang-wen

Komunikasi Antar Pribadi

PERILAKU NONVERBAL DALAM INTERAKSI SOSIAL   Oleh: Siti Marsita Adjudju dan Bondan Ariyanto Sadewo Dalam aktivitas sehari-hari, kita tidak terlepas dengan yang namanya perilaku nonverbal dalam interaksi sosial. Apakah perilaku nonverbal dan komunikasi nonverbal adalah dua hal yang sama? Artikel kali ini akan membahas tentang perilaku nonverbal dan komunikasi nonverbal. Wiener, Devoe, Rubinow, dan Geller tahun 1972 berpendapat bahwa kebanyakan penelitian di masa lalu menyamakan perilaku nonverbal dengan komunikasi nonverbal. Perhatian utamanya ialah pada pihak penerima atau receiver dan arti yang diberikannya bagi perilaku nonverbal. Komunikasi nonverbal merupakan bagian dari perilaku-perilaku nonverbal dan terjadi hanya apabila perilaku-perilaku nonverbal dapat ditafsirkan dalam konteks sosial mengenai bahasa yang berlaku.[1] Secara psikologis, perilaku-perilaku nonverbal ditafsirkan sebagai ekspresi keadaan individu seperti emosi individu. Orang merasa sedih yaitu sebaga